Monday, June 25, 2007

Politically Correct Bedtime Stories

Pada zaman dulu, pria-pria setengah baya berperut gendut berkumpul di klub-klub elite mereka, duduk di sofa empuk sambil mengisap cerutu, dan saling melempar ide serta plot dongeng. Masalahnya, dongeng-dongeng itu, yang sebagian besar merasuki kesadaran sosial umum, merupakan refleksi cara hidup para pria itu dan cara mereka memandang dunia. Dengan kata lain, cerita-cerita itu seksis, penuh diskriminasi, tidak fair, secara kultural menyimpang, dan pada umumnya merendahkan martabat para tukang sihir, binatang, jembalang, dan peri.

Akhirnya setelah berabad-abad, dongeng-dongeng penuh penghinaan ini beredar-tanpa sadar diturunkan dari satu generasi pro pria ke generasi pro pria berikutnya. Seorang James Finn Gardner (ya betul, yang ini juga pria) memutuskan untuk memberi makna baru serta membebaskan dongeng-dongeng klasik ini dari pakem aslinya, dan menceritakannya kembali dengan cara yang lebih sesuai dengan keadaan soaial saat ini.


Pangeran katak

Dahulu kala, ada seorang putri muda yang, apabila sudah bosan maka ia membentur-benturkan kepalanya dalam upaya menghancurkan struktur kekuasaan lelaki di istananya, mempunyai kebiasaan berjalan-jalan masuk hutan lalu duduk di pinggir telaga kecil untuk bersantai. Di tempat ini ia menghibur dirinya dengan melambung-lambungkan bola kencana favoritnya sambil merenungkan peranan pejuang lingkungan hidup wanita di zamannya.

Pada suatu hari, ketika ia sedang membayangkan betapa indah keratuannya andaikan kaum perEmpuan memegang tampuk kekuasaan, bola kencana yang dilambungkannya jatuh dan berguling-guling masuk ke dalam telaga. Telaga itu sangat dalam dan gelap, sehingga sang Putri tidak bisa melihat bola itu. Ia tidak menangis-tentu saja tidak!-tapi dalam batin ia bertekad lain kali akan lebih berhati-hati.

Tiba-tiba ia mendengar suara yang berkata,"Aku bisa mengambilkan bolamu, Putri"
Putri menoleh dan melihat kepala seekor katak tersembul di permukaan air telaga. "Tidak, jangan," kata sang Putri. "Aku tidak tega memperbudak mahluk spesies lain demi kepentingan diriku sendiri".

Katak berkata,"Bagaimana jika kita mengadakan kesepakatan? Akan kuambilkan bola itu untukmu, sebagai imbalannya kau harus menolongku."

Dengan senang hati sang Putri menyetujui pengaturan yang sangat pantas itu. Katak menyelam dan dengan segera sudah muncul lagi di permukaan dengan bola kencana di mulutnya. Dilontarkannya bola itu ke pinggir telaga dan ia pun berkata, "Sekarang, setelah aku menolongmu, aku ingin mengetahui pandanganmu tentang daya tarik jasmaniah antar spesies."

Putri sama sekali tidak tahu apa sebenarnya maksud katak itu. katak melanjutkan, "Soalnya begini, aku ini sebenarnya bukan katak. Aku sebenarnya lelaki, tapi aku disihir oleh seorang penyihir jahat. Meski wujudku yang katak ini tidak lebih baik atau buruk-hanya berbeda-daripada wujudku sebagai manusia, aku sangat ingin bisa kembali berada diantara sesama manusia. Dan satu-satunya yang dapat melenyapkan sihir yang mengubah wujudku adalah kecupan seorang putri."

Selama sesaat sang Putri membayangkan kemungkinan terjadinya pelecehan seksual antara dua species yang berbeda. Tapi ia merasa kasihan terhadap nasib katak itu. Karena itu ia lantas membungkuk dan mengecup kening si katak. Seketika mahluk amfibi itu menjadi bertambah besar dan tiba-tiba berubah. Di tempat katak tadi, kini tampak seorang lelaki yang mengenakan baju kaus olahraga golf dan celana panjang berpola kotak-kotak berwarna menyala. Lelaki itu berusia setengah umur, ukuran tubuhnya di bawah rata-rata, dan rambutnya sudah agak menipis diubun-ubunnya.

Putri tercengang,""Maaf, jika kata-kataku kedengarannya agak berbau classist," katanya agak gugup. "Tapi...maksudku...bukankah penyihir biasanya menyihir pangeran?"

"Biasanya memang begitu," kata lelaki itu, "tapi sekali ini yang dijadikan sasaran cuma seorang pengusaha biasa. Aku ini developer real estate. Penyihir yang mengubah wujudku mengira aku menipunya dalam suatu pertikaian tentang garis-garis batas tanah. Karenanya aku lantas diundangnya main golf, dan ketika aku baru saja hendak mengayunkan tongkat untuk melakukan pukulan pertama, ia mengubah wujudku. Tapi aku tidak menyia-nyiakan waktuku selama berwujud katak. Aku sudah mengenal baik setiap jengkal tanah di hutan ini, dan menurut pendapatku lahan di sini sangat cocok untuk dijakdikan kompleks gedung perkantoran/kondominium/resor. Lokasinya benar-benar bagus. Bank takkan mau meminjamkan dana pada katak, tapi kini, setelah aku kembali berwujud manusia, mereka pasti akan menurut saja apa kataku. Wah, pasti benar-benar asik nanti! Ini akan menjadi proyek besar, besar sekali! Tinggal mengeringkan telaga ini, tebang sekitar delapan puluh persen pepohonan, minta keringanan pajak untuk...."

Developer mantan matak itu tidak bisa meneruskan ocehannya karena sang Putri menjejalkan kembali bola kencananya ke mulut lelaki itu. Kemudian orang itu dibenamkannya ke dalam air dan ditekannya terus sampai akhirnya lelaki itu tidak meronta-ronta lagi. Sambil berjalan kembali ke istana, sang Putri merasa kagum tentang betapa banyak perbuatan baik yang dapat dilakukan seseorang selama satu pagi saja. Dan meskipun mungkin ada yang menyadari bahwa katak di telaga itu sudah tak ada lagi, tapi mungkin tidak ada yang menyadari hilangnya seorang developer real estate.




No comments: